May 15, 2010

sebuah harapan yang kembali terukir..

RANCANGAN BAZAAR RAMADHAN 2010

Sejarah Bazaar

Waktu itu, Ramadhan sudah setengah jalan. Dengan rizki yang – alhamdulillah – cukup untuk berdua, kami ingin berbagi lebih dari yang kami telah lakukan. Mumpung bulan baik sedang bersama kita semua. Tapi, rizki belum bertambah. Kami terus memutar otak untuk mencari jalan berbagi.

Lalu, inspirasi itu datang dari sebuat status teman di facebook. Status itu menyatakan bahwa beliau hendak membuat garage sale dengan menjual benda-benda yang hanya menumpuk di lemari tanpa pernah, atau satu-dua kali terpakai. Status itu ternyata ditanggapi oleh beberapa teman yang menyatakan hal yang sama. Lalu, kami berpikiran jika barang-barang itu dikumpulkan, tentu hasilnya tidak sedikit. Sangat mungkin banyak teman atau orang lain yang mengalami hal yang sama. Bagi yang sudah tidak ingin memanfaatkan, barang-barang tersebut hanya jadi sampah. Sedangkan di lain pihak,di sekeliling kita, masih banyak sekali orang yang membutuhkan bantuan meski itu hanya sehelai selimut, atau segenggam beras. Kami terus mencoba menguatkan rasa optimis bahwa ide tersebut akan menjadi jalan yang baik untuk berbagi.
Tanpa pikir panjang lagi, kami meminta sisa pakaian atau barang yang tidak terjual di garage sale nya itu untuk disumbangkan kepada tetangga, atau siapapun yang membutukan. Meskipun saat itu kami lupa, teman kami ini adalah seorang pekerja kantoran, sedangkan tetangga yang hendak kami sumbang adalah janda tua, keluarga miskin dengan profesi sebagai pengemis, kerja serabutan, atau pengumpul sampah. Sangat mungkin tidak “matching” antara benda yang ada dan yang disumbangkan. Tapi, siapa yang menyangka? Dengan ridlo Allah, ternyata kami mendapatkan empat kardus besar berisi bermacam barang layak pakai. Mulai dari pakaian dewasa, anak, selimut, sarung, sprei, mukena, bahkan pakaian bayi yang masih sangat layak. Subhanallah...!
Malam itu, selesai sholat tarawih, kami sibuk menyortir pakaian untuk di sesuaikan dengan golongan yang hendak kami sumbang. Satu masalah timbul. Jumlah pakaian kerja jumlahnya berlebih, sedang kami tahu tak banyak orang di kampung yang bekerja kantoran. Sekedar informasi, kami tinggal di perumahan sederhana di Cilebut Timur dan berdempetan dengan kampung yang cukup padat. Akhirnya, kami memutuskan untuk menjual sebagian pakaian kerja itu pada warga perumahan yang pekerja kantoran, atau setidaknya pakaian itu masih memenuhi selera para ibu muda.

Lelang pakaian

Sehari sebelum dilakukan bazaar, kami mengadakan buka puasa bersama teman mahasiswa yang pernah bekerjasama dengan kami dalam hal pendidikan anak. Karena beberapa teman menginap, selesai sholat tarawih, kami membuka lelang beberapa pakaian yang kami anggap masih sangat layak untuk mereka pakai. Kami sengaja melakukan lelang (“menodong”) mereka dengan harga cukup tinggi untuk sebuah jaket atau celana jins bekas, karena kami yakin mereka bukan menghargai pakaian itu saja, tetapi pada niat di balik lelang tersebut.

Bazaar sesi I

Masih dengan bantuan teman yang menginap, sekitar pukul tujuh pagi bazaar digelar. Banyak yang mengira kami menggelar bazaar sembako karena salah informasi. Padahal selebaran sudah di bagi-bagikan sehari sebelumnya, dan titip pesan pada beberapa RT setempat. Banyak yang hendak berbalik arah, apalagi mengetahui barang yang kami gelar semuanya barang bekas. Tetapi, ketika menyaksikan bahwa pakaian yang kami jual masih bagus dan harganya sangat murah (Rp 500 – 5000), mereka kemudian menyerbu dengan antusias. Bahkan banyak yang kembali lagi dengan membawa tetangga atau teman. Dalam waktu satu jam, separuh dagangan telah habis terjual! Uang yang terkumpul sebanyak Rp500.000, kami belikan beberapa paket sembako dan dibagikan kepada tetangga yang kami prioritaskan untuk menerima bantuan. Di antara mereka yang kami bagi sembako, ada janda tua, keluarga pengemis buta, pemulung, penjaga lintasan kereta, penjaga kebun, pencari rumput, pengumpul sampah, dan lain-lain.

Bazaar sesi II

Ketika hasil bazaar I kami laporkan, teman kami/penyumbang merespon dengan memberikan lagi empat dus besar pakaian dan banyak lainnya. Plus, uang sejumlah satu juta rupiah untuk dibelikan takjil buka puasa pada pengunjung bazaar. Hasil bazaar sebanyak Rp.550.000. Kali ini, uang hasil penjualan kami berikan pada yang berhak tetap dalam rupiah agar bisa membeli keperluan selain sembako. Kali ini, kami bagikan pada janda tua, pemulung, anak yatim, dan beberapa pembantu rumah tangga di sekitar rumah tinggal kami.

Bazaar estafet

Pakaian yang masih ada kami bawa ke Kampung Pulo Bojonggede, Parung, dan Bukit Duri-Tebet. Dengan bantuan keluarga, untuk di Bojonggede dan Parung, kami melakukan pola yang sama dengan di Cilebut. Kami membuka bazaar di sore hari menjelang berbuka, dan mendapati respon yang baik. Uang yang diperoleh, kami bagikan kepada beberapa janda tua, dan anak yatim. Sedang untuk di Bukit Duri-Tebet, kami membagikan pakaian kepada para perantau (penarik bajaj, dll) yang hendak pulang kampung.

Tujuan:
- Menyambut dan mengisi ramadhan dengan berbagi
Berdasarkan pengalaman bazaar sebelumnya, kami menerima dan mengelola sumbangan pakaian dan barang bekas layak pakai antara lain:
- Pakaian dewasa (celana, baju muslim, baju koko, dll)
- Pakaian anak dan bayi,
- Selimut,
- Sarung,
- Mukena,
- Kerudung/jilbab
- Kain batik (jawa: jarit),
- Kebaya/ abaya
- Sprei (atau bed cover),
- dll

untuk disumbangkan dengan mekanisme pengelolaan sebagai berikut:
1. Sortir pakaian/barang menjadi 3 kategori A,B,C:
a. Kategori A: sumbang langsung, adalah pakaian yang langsung kami pilih untuk disumbangkan sesuai dengan target. Misalnya pakaian muslim untuk para janda, atau sarung dan baju koko untuk laki-laki, pakaian anak untuk anak yatim dan seterusnya.
b. Kategori B: kategori jual, adalah pakaian atau barang lain yang tidak sesuai dengan target, misalnya pakaian kerja sedang target kami adalah janda, dan seterusnya. Hasil penjualan untuk dibelikan sembako atau diberikan dalam bentuk uang.
c. Kategori C: bonus pengunjung/pembeli, adalah pakaian yang kami berikan secara Cuma-cuma sebagai bonus pembelian. Biasanya pakaian ini karena tidak layak jual ataupun disumbangkan (cacat).

2. Rencana titik lokasi bazaar: Perum Cilebut Bumi Pertiwi – Cilebut, Kampung pulo – Bojonggede, Parung, dan Citayam. Pemilihan titik lokasi tersebut berdasarkan kesanggupan sumberdaya yang rela membantu terlaksananya kegiatan tanpa di bayar.

3. Berdasarkan pengalaman sebelumnya juga, di satu titik lokasi bazaar sudah mencapai “kejenuhan” dalam waktu 2 hari. Kejenuhan ini bisa diartikan sebagai: “tak ada lagi barang yang menarik untuk dibeli”, atau “hanya sedikit kebutuhan yang dapat dipenuhi”. Hal ini tentu terkait dengan beragamnya konsumen, mulai dari anak-anak sampai orang tua, bahkan pedagang keliling yang berharap mendapatkan beragam kebutuhan di bazaar. Padahal jenis dan jumlah pakaian memang sangat terbatas, tergantung dari sumbangan saja.

Untuk mengatasi menumpuknya sisa pakaian/barang yang tak terjual atau menemukan penerima, bazaar dilakukan secara estafet.
• Di lokasi 1 (Cilebut), bazaar digelar maksimal 2 hari. Uang yang terkumpul, di sumbangkan pada masyarakat sekitar Cilebut. Baik berbentuk sembako maupun uang tunai.
• Jika tersisa, bazaar digelar di lokasi 2 (Kampung pulo- Bojonggede), uang yang diperoleh di sumbangkan di masyarakat sekitar Bojonggede. Dan seterusnya.
Penerima sumbangan kami prioritaskan kepada:
• Janda tua,
• Anak yatim
• Keluarga miskin (memiliki kepala keluarga tetapi tidak berpenghasilan atau tak memadai)
Kepada penyumbang (melalui email, telpon, atau facebook) hal-hal yang akan kami laporkan antara lain:
• Jumlah uang yang diperoleh dari penjualan,
• Jumlah penerima sumbangan
• Jumlah dan/atau macam sumbangan


Kontak:
Jika ada yang hendak diketahui lebih lanjut, silahkan menghubungi kami di:
Phone: 0341-8430767/ 08164290395
Email: novik24@yahoo.com
Facebook: Novi Kuspriyandari

Terimakasih

Catatan:
- Kami hanya menerima sumbangan yang tidak mengikat. Dalam arti, sumbangan yang kami terima diserahkan sepenuhnya untuk kelola seperti yang telah kami sampaikan di atas.
- Karena kami tak memiliki biaya operasional (transportasi), kami berharap dermawan mengirimkan barang sumbangan langsung ke alamat di bawah ini:
Perum Cilebut Bumi Pertiwi Blok AN 26 RT/RW 04/02 Cilebut Timur, Sukaraja, Kab. Bogor.
- Kecuali masih dalam jangkauan dan kemampuan kami untuk menjemput sumbangan dengan motor.

FAQ (frequently asked question):
1. Q: Mengapa uang yang terkumpul tidak untuk membeli pakaian baru saja? Lebih menggembirakan jika yang kita berikan pakaian baru.
A: sudah dipikirkan. Saat itu pilihannya adalah: harga murah dengan kualitas buruk tetapi dapat banyak, atau kualitas lumayan tetapi jumlahnya sedikit? Setelah dihitung dan di konversikan dengan target yang kami beri sumbangan, ternyata tidak dapat meng-cover jumlah target.

2. Q: data penerima?
A: terus terang, pengelolaan bazaar I dan II memang masih apa adanya, karena kami hanya berpikir bagaimana bisa memberi sesuatu kepada orang lain sedangkan kami tidak memiliki banyak harta atau benda untuk dibagikan. Waktu itu, siapapun yang nampak butuh bantuan, langsung kami beri paket sembako atau uang.

3. Q: Coba kasih tahu kami sejak jauh hari...! Insyaallah lebih banyak lagi yang membantu.
A: benar, itulah yang hendak kami lakukan. Di bazaar sebelumnya, kami bahkan tidak menyangka akan direspon secepat itu sehingga persiapan kami apa adanya. Apalagi bazaar di gelar mendekati lebaran, sehingga banyak orang yang hendak kami mintakan bantuan telah memiliki kesibukan sendiri.

No comments:

Post a Comment